Tuesday, January 1, 2019


Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

7.1. masyarakat perkotaan, aspek-aspek positif dan negative

Pengertian masyarakat
Sebelum kita berbicara lebih lanjut mengenai masalah masyarakat, alangkah baiknya kita tinjau dulu definisi tentang masyarakat
1. R. Linton : Mengatakan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam suatu kesatuan sosial dengan batas – batas tertentu
2. M. J. Herskovits : Mengatakan bahwa masyrakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
3. J. L. Gillin dan J. P. Gillin : Mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang tersebar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokkan-pengelompokkan yang lebih kecil.
4. S.R. Steinmetz : Mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia terbesar, yang meliputi pengelompokan manusia yang lebih kecil, yang mempunyai perhubungan erat dan teratur.
5. Hasan Shadily : Mendefinisikan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia.
Kalau kita mengikuti definisi Linton maka dapat dikatakan bahwa masyarakat itu timbul dari setiap kumpulan individu, yang telah lama hidup dan bekerja sama dalam waktu yang cukup lama.

Syarat menjadi masyarakat
1. Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama.
2. Merupakan satu kesatuan .
3. Merupakan suatu sistem hidup bersama, yaitu yang menimbulkan kebudayaan dimana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat dengan kelompoknya.

Pengertian masyarakat kota beserta ciri-cirinya
Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Pengertiann masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Cirinya:
1.      Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan masyarakat pedesaan.
2.      Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
3.      Pembagian kerja diantara warga-warga kota lebih tegas dan mempunyai batas-batas nyata.
4.      Kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak disbanding masyarakat desa.
5.      Jalan pikir yang rasional juga umumnya dimiliki oleh masyarakat perkotaan, sehingga interaksi yang terjadi lebih sering didasarkan tentang faktor kepentingan daripada pribadi.
6.      Perubahan sosial lebih tampak di kota-kota.

Perbedaan Kesejahteraan Masyarakat Desa dan Kota
Sabtu, 30 September 2017 13:06 WIB
TRIBUNNEWS.COM - Desa dan kota. Dikotomi yang terkadang menimbulkan berbagai asosiasi, misalnya terkait perbedaan kesejahteraan masyarakatnya. Padahal, baik desa maupun kota selayaknya dapat maju bersama, tanpa ada jurang pemisah.

Kian lama, terjadi pergeseran tren terkait perpindahan pendudukIndonesia. Masyarakat kita cenderung semakin metropolitan, semakin senang hijrah ke kota. Itu didukung pula oleh data pemerintah, yang mana pada 2010, persentase penduduk kota sebesar 49,8 persen.

Angka itu meningkat pada 2015 menjadi 53,3 persen. Lebih jauh lagi, pemerintah memprediksi persentase penduduk kota mencapai 60 persen jumlah penduduk Indonesia.


Saat ini, penduduk desa cenderung memiliki kesejahteraan lebih rendah dibandingkan penduduk kota. Mengutip Kompas.com, Rabu (29/3/2017), persentase kemiskinan di pedesaan tercatat mencapai 13,96 persen atau hampir dua kali lipat persentase penduduk miskin di kota sebesar 7,7 persen.

Menyadari hal itu, pemerintah berupaya keras untuk menekan kemiskinan di desa agar kualitas kesejahteraannya dapat setara dengan kota.

Komitmen itu pun telah ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan.

Editor: Content Writer

Menurut saya: kerap sekali terjadi perpindahan penduduk dari desa ke kota, pemecahan yang tepat untuk masalah seperti ini adalah membangun lapangan pekerjaan di desa-desa, agar meminimalisir perpindahan penduduk desa ke kota.

Dua tipe masyarakat 
Masyarakat mempunyai tipe seperti berikut :
1.      Masyarakat kecil belum kompleks, yaitu masyarakat yang belum mengenal pembagian kerja, struktur, dan aspek-aspeknya masih dapat dipelajari sebagai suatu satu kesatuan.
2.      Masyarakat yang sudah kompleks, yaitu masyarakat yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam segala bidang, karena ilmu pengetahuan sudah maju, teknologi pun  sudah maju, dan sudah mengenal tulisan.
Perbedaan antara desa dan kota
Ada beberapa perbedaan antara desa dan kota antara lain, yaitu:
1.      Jumlah kepadatan penduduk.
2.      Lingkungan hidup.
3.      Mata pencaharian.
4.      Corak kehidupan sosial.
5.      Stratifikasi sosial.
6.      Mobilitas sosial.
7.      Pola interaksi sosial.
8.      Solidaritas sosial.
9.      Kedudukan dalam hirearki sistem adminisrasi nasional.

7.2. Hubungan desa dan kota
Masyarakat desa dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdadapat hubungan erat, bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling mebutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur-mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis pekerjaan tertentu di kota, misalnya buruh bangunan di proyek-proyek yang ada di kota. Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat kota dan desa saling membutuhkan.

7.3. Aspek positif dan negatif

Aspek positif dan aspek negatif
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan sosial. Semuanya ini akan dicerminkan dalam komponen-komponen yang membentuk struktur kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan, mengandung 5 unsur yaitu:
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan dan politik . Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk struktur kota tersebut . Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut.
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :

a) Wisma : yang mana merupakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
b) Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.

c) Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.

d) Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.

e) Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.

Untuk memecahkan masalah ini, maka aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan sebagaimana:

1.       Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya .

2.       Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya.


3.       Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.

4.       Dalam rangka pemekaran kota , harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya.

5 unsur lingkungan perkotaan
a)      Wisma : merupakan bagian ruang kota yang merupakan bagian ruang kota yang digunakan untuk tempat berlindung dari alam sekitar.

Unsur wisma mengaharapkan :
1.      Dapat mengembangkan daerah perumahan penduduk sesuai pertambahan kebutuhan penduduk untuk masa mendatang.
2.      Memperbaiki keadaan lingkungan perumahan yang telah ada agar dapat mencapai standar mutu kehidupan yang layak, dan memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman dan menyenangkan.
b)      Karya : untuk penyediaan lapangan kerja bagi suatu kota.

c)      Marga : merupakan ruang perkotaan yang berfungsi sebagai penyatu antara satu tempat dengan tempat lainnya.

Didalam unsur ini termasuk:
1.      Usaha pengembangan jaringan jalan dan fasilitasnya.
2.      Pengembangan jaringan telekomunikasi.

d)      Suka : untuk memenui kebutuhan hiburan, rekreasi, kebudayaan dan kesenian.


e)      Penyempurnaan : untuk fasilitas keagamaan, penguburan, pendidikan dan utilitas umum.

Untuk memecahkan masalah ini, maka aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan.

Fungsi eksternal kota
Fungsi Eksternal : Fungsi eksternal dari kota yakni seberapa jauh fungsi dan peran kota tersebut dalam kerangka wilayah dan daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik secara regional maupun nasional.

7.4. Masyarakat pedesaan

Pengertian desa
Pengertian pedesaan
Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri.
Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
Sedang menurut Paul H. Landis desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri ciri sebagai berikut :
a) mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b) Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
c) Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim,   keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

 Ciri-ciri, unsur-unsur dan fungsi dari desa
Menurut Paul H. Landis, desa adalah penduduknya yang kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a)      Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b)      Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
c)      Cara berusaha( ekonomi ) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti: iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warganya. Karena beranggapan sama-sama sebagai anggota masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat. Adapun yang menjadi ciri-ciri masyarakat pedesaan adalah :
a)   Di dalam masyarakat pedesaan diantara warganya memiliki hubungan yang lebih    mendalam dan lebih erat.
b)   Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan ( gemeinschaft atau paguyuban).
c)  Sebagian besar masyarakat pedesaan hidup dari hasil pertanian.
d)   Masyarakat tersebut homogen dalam hal pencaharian, agama, adat-istiadat dan sebagainya.

Unsur-unsur Desa
1. Daerah, dalam arti tanah-tanah dalam hal geografis.

2. Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian penduduk desa setempat.

3. Tata Kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan antar warga desa.

ketiga unsur ini tidak lepas antar satu sama lain, artinya tidak berdiri sendiri melainkan merupakan satu kesatuan
 Fungsi Desa
fungsi desa adalah:
1. desa yang merupakan hinterland (daerah dukung) berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok.

2. desa ditinjau dari sudut pemberian ekonomi yang mana berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja yang tidak kecil artinya.

3. desa dari segi kegiatan kerja desa dapat berupa desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dan lain-lain.

Macam-macam pekerjaan gotong royong
Ada dua macam yaitu:
1.      Kerja sama untuk pekerjaan-pekerjaan yang timbulnya dari inisiatif warga masyarakat itu sendiri. Contoh: kerja bakti
2.      Kerja sama untuk pekerjaan-pekerjaan yang inisiatifnya tidak timbul dari warga masyarakat itu sendiri. Contoh: gotong royong memperbaiki jembatan atau jalan.

Sifat, hakikat dan gejala masyarakat pedesaan
Seperti yang dikemukakan oleh para ahli atau sumber bahwa masyarakat Indonesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian yang bersifat agraris. Tetapi sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal bermacam-macam gejala, khusunya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan sosial.
Dalam hal ini kita jumpai gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :
1.      Konflik(pertengkaran)
Pertengkaran ini biasa terjadi karena masalah sehari-hari.

2.      Kontraversi(pertentangan)
Disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat).

3.      Kompetisi(persiapan)
Sesuai dengan kodratnya masyarakat pedesaan adalah manusia-manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Wujud persaingan ini bisa positif atau negatif.

4.      Kegiatan pada masyarakat pedesaan
Masyarakat pedesaan mepunyai penilaian yang tinggi terhadapmereka yang bekerja keras tanpa bantuan orang lain.

Sistem budaya petani Indonesia

a)      Mereka beranggapan bahwa bekerja itu untuk hidup.
      b)      Mereka berorientasi pada masa kini dan kurang mempedulikan masa depan.                  
      c)      Mereka menganggap bahwa bencana alam tidaklah menakutkan, melainkan sesuatu yang harus wajib diterima kurang adanya, agar peristiwa tersebut tidak terulang.
 d)      Dalam menghadapi alam mereka cukup hidup bergotong royong.

7.5. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan
1.      Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat perdesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografis nya di daerah pedesaan. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Sepertipada pola pikir. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
2.      Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada umumnya mata pencaharian di dearah perdesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yg bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.
3.      Ukuran Komunitas, Komunitas perdesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
4.      Kepadatan Penduduk, Penduduk desa kepadatannya lbih rendah bila dibandingkan dengan kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dengan klasifikasi dari kota itu sendiri.
5.      Homogenitas dan Heterogenitas, Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku nampak pada masyarakat perdesa bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang dgn macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.
6.      Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yg tinggi di dalam diferensiasi sosial.
7.     Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yg tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.

Dikutip dari :